Minggu, 18 September 2011

Nama              :           Martha P Naiborhu
NPM               :           230110090105
Kelas               :           Perikanan B

KUIS
BIOTEKNOLOGI PERIKANAN
KELAS B

1.      Jelaskan pengertian bioteknologi perikanan !
2.      Sebutkan dan jelaskan alasan penggunaan mikroba sebagai agen bioteknologi !
3.      Sebutkan salah satu produk perikanan yang memanfaatkan mikroba sebagai agen bioteknologi.  Jelaskan peranan mikroba dalam proses produksinya !

Jawaban
1.      Pengertian bioteknologi perikanan
Bioteknologi Perikanan adalah penggunaan organisme hidup (mikroba) untuk membuat produk tertentu atau melaksanakan pekerjaan tertentu; termasuk upaya mengembangkan mikroba untuk melakukan pekerjaan sangat spesifik dan mengkombinasikan proses biologis dengan kemampuan teknologis untuk perkembangan perikanan. Bioteknologi perikanan adalah bioteknologi yang ditekankan khusus pada bidang perikanan. Penerapan bioteknologi dalam bidang perikanan sangat luas, mulai dari rekayasa media budidaya, penggunaan biokimia, mikrobiologi, ikan, hingga pascapanen hasil perikanan. Pemanfaatan mikroba telah terbukti mampu mempertahankan kualitas media budidaya sehingga aman untuk digunakan sebagai media budidaya ikan. Bioteknologi telah menciptakan ikan berkarakter genetis khas yang dihasilkan melalui rekayasa gen. Melalui rekayasa gen, dapat diciptakan ikan yang tumbuh cepat, warnanya menarik, dagingnya tebal, tahan penyakit dan sebagainya.
2.   Penggunaan mikroba sebagai agen bioteknologi
a. Mikroba mudah berkembang biak.Mikroba dapat membelah diri rata2 dalam 20  menit. Sehingga sangat mudah untuk diperbanyak dalam jangka waktu yang sangat singkat. Sehingga agen mikroba yang kita butuhkan tidak akan kekurangan stock.
b. Mikroba mudah dimodifikasi sifat dasarnya. Mikroba mudah dirubah karakteristiknya dengan memodifikasi gen agar dihasilkan mikroba yang diinginkan karakteristiknya.
c.  Ekstraseluler. Mikroba makan secara ekstraseluler, sehingga dia makan dengan mengeluarkan enzim. Dan oleh karna itu mikroba sering digunakan untuk agen bioteknologi karna mudah mengeuarkan enzim yang dibutuhkan
d.   Pertumbuhan cepat      
e.   Sel-selnya mempunyai kandungan protein yang tinggi
f.   Dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya, misalnya dari limbah pertanian
g.   Menghasilkan produk yang tidak toksik
h. Sebagai organisme hidup, reaksi biokimianya dikontrol oleh enzim  organisme itu sendiri sehingga tidak memerlukan tambahan reaktan dari luar
i. Menghasilkan senyawa antimikroba, yaitu Bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan memproduksi protein yang disebut bakteriosin. Salah satu contoh bakteriosin yang dikenal luas adalah nisin, diproduksi oleh Lactobacillus lactis ssp. lactis. Nisin dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri, yaitu Bacillus, Clostridium, Staphylococcus, dan Listeria.
k.  Agen Biokontrol
Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain: Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, danMetharizium anisopliae . Mikroba ini mampu menyerang dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba yang dapat mengendalikan penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp yang mampu mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP (jamur akar putih), dan Phytoptora sp. Beberapa biokontrol yang tersedia di pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan Hamago.
l. Biofertilizer
Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun penyerapan unsur hara bagi tanaman. Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K) seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba. Hara N tersedia melimpah di udara. Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman. N harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas. Mikroba penambat N simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan ( leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman. Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman, karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.

3        Salah satu produk perikanan yang memanfaatkan mikroba sebagai agen bioteknologi. 
a.    PERANAN BAKTERI ASAM LAKTAT (Lactobacillus plantarum)
TERHADAP MASA SIMPAN FILET NILA MERAH
PADA SUHU RENDAH
Penambahan bakteri asam laktat (L. plantarum) dapat menurunkan nilai pH filet nila merah (Rostini, 2002). Penurunan nilai pH pada filet dapat memperlambat pertumbuhan bakteri pembusuk, hal ini menyebabkan aktivitas bakteri pembusuk yang terdapat di dalam filet dapat diperlambat, sehingga penguraian protein oleh bakteri pembusuk dapat diperlambat juga. Penurunan nilai pH yang terjadi pada filet nila merah dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri tidak terlalu cepat karena dihambat oleh asam laktat yang dihasilkan dari perombakan glikogen oleh L. plantarum. Dengan terhambatnya pertumbuhan bakteri pembusuk tersebut maka masa simpan filet nila merah akan menjadi lebih lama.
Jumlah bakteri dapat mempengaruhi karakteristik organoleptik filet nila merah karena metabolisme bakteri dapat menyebabkan perubahan terhadap kenampakan, lendir, aroma, dan tekstur, sehingga karakteristik organoleptik akan mudah mengalami kerusakan. Hal ini akan mempengaruhi terhadap penerimaan filet selama masa penyimpanan. Nilai pH filet dengan pemberian L. plantarum yang disimpan pada suhu rendah berkisar antara 5,95-6,90 (Oktaviani, 2004). Nilai pH tersebut dapat mendukung kemampuan bakteriosin dalam menghambat bakteri pembusuk, karena bakteriosin sangat aktif pada pH 6,5 (Daeschel, 1990). L. plantarum masih mampu berkembang dengan baik, dan tetap aktif mengeluarkan senyawa antimikroba (bakteriosin) pada suhu rendah (Buchanan dan Klawitter, 1991). Karakteristik ini merupakan keuntungan dalam memanfaatkan bakteriosin untuk memperpanjang masa simpan filet nila pada suhu rendah. 
BAL jenis L. plantarum memperlihatkan efektivitasnya dalam menghambat bakteri pembusuk pada filet nila merah.  Perendaman filet nila merah dalam larutan L. plantarum dapat menghasilkan penurunan nilai pH substrat sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk yang tidak tahan terhadap kondisi asam atau pH rendah. Efektivitas BAL (L. plantarum) paling tinggi dalam memperpanjang masa simpan filet nila merah diperoleh melalui perendaman L. plantarum dengan konsentrasi 10. cfu/ml selama 5, 10, dan 15 menit, yaitu hingga hari ke-9.  Filet nila merah yang diberi bakteri asam laktat (BAL) jenis L. plantarum memiliki masa simpan dua hari lebih lama bila dibandingkan dengan filet yang tidak diberi Lactobacillus plantarum.           


b.   Penghasil Produk Bahan Alami Dari Laut.
Peningkatan produk bahan alami dari laut disebabkan karena kecenderungan manusia untuk kembali kealam (back to nature). Kecenderungan ini meningkat karena manusia sadar baahwa bahan-bahan alami relative lebih aman bagi kesehatan ketimbang bahan-bahan sintetis. Pemikiran tersebut beralasan karena bahan-bahan yang dihasilkan laut bersifat terurai (biodegradable) secara alamiah dan tidak menimbulkan efek samping. Hal ini telah dilakukan dengan pemanfaatan alga laut sebagai penghasil produk bahan alami.

1.  Alga Laut sebagai Sumber Makanan, Potensi alga sebagai sumber makanan (terutama rumput laut), di Indonesia telah dimanfaatkan secara komersial dan secara intensif telah dibudidayakan terutama dengan tehnik polikultur (kombinasi ikan dan rumput laut).

2.  Alga Laut sebagai Sumber Senyawa Bioaktif, Alga hijau, alga merah ataupun alga coklat merupakan sumber potensial senyawa bioaktif. Kemampuan alga untuk memproduksi metabolit sekunder terhalogenasi yang bersifat sebagai senyawa bioaktif dimungkinkan terjadi, karena kondisi lingkungan hidup alga yang ekstrem seperti salinitas yang tinggi atau akan digunakan untuk mempertahankan diri dari ancaman predator. Dalam dekade terakhir ini, berbagai variasi struktur senyawa bioaktif yang sangat unik dari isolat alga merah telah berhasil diisolasi. Namun pemanfaatan sumber bahan bioaktif dari alga belum banyak dilakukan. Berdasarkan proses biosintesisnya, alga laut kaya akan senyawa turunan dari oksidasi asam lemak yang disebut oxylipin. Melalui senyawa ini berbagai jenis senyawa metabolit sekunder diproduksi.

3.  Alga Laut sebagai Sumber Senyawa Alginat, Alginat merupakan konstituen dari dinding sel pada alga yang banyak dijumpai pada alga coklat (Phaeophycota). Senyawa ini merupakan heteropolisakarida dari hasil pembentukan rantai monomer mannuronic acid dan gulunoric acid. Pemanfaatan senyawa alginat didunia industri telah banyak dilakukan seperti natrium alginat dimanfaatkan oleh industri tektil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan. Senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuatan pelapis kapsul dan tablet.

4. Alga Laut sebagai Penghasil Bioetanol dan Biodiesel , Meskipun masih dalam tahap riset yang mendalam, potensi alga laut sebagai penghasil bioetanol dan biodiesel sangat menjanjikan dimasa mendatang. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Kanada mentargetkan mulai tahun 2025 bahan bakar hayati (biofuel) bisa diproduksi dari budidaya cepat alga mikro yang tumbuh diperairan tawar/asin. Keuntungan lebih yang dapat diperoleh adalah tak butuh traktor seperti didarat, tanpa penyemaian benih, gas CO2 yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan panen yang terus-terusan (continuous) yang dikarenakan waktu tanam alga hanya 1 minggu. 

Rabu, 14 September 2011

PROTOZOA

Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkanmaka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista. Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. [1] .Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop Ilmuwan yang pertama kali mempelajariprotozoa adalah Anthony van Leeuwenhoek. Protozoa bergantung pada nutrisi, suhu, dan pH ,tapi ada Beberapa protozoa bergantung kepada cahaya.
Bentuk tubuh Biasanya berkisar 10-50 μm tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela, Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia.
Karakeristik Umum Protozoa
• Eukariot unisel : 1 – 150 μm
• Tidak memiliki dinding sel
• Mirip sifat hewan, tetapi unisel
• Chemoheterotrophs
• Aktivitas makan dilakukan dengan cara fagositosis (memakan partikel) dan pinositosis (meminum cairan atau nutrisi terlarut) .
• Nutrisi (holozoik, saprofitik, saprozoik, holofitik/autotrof, dan parasitik)
• Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela [3]

Morfologi Protozoa:
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif.
Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa Dibagi Menjadi 4 Kelas Berdasar Alat Gerak
1 .Rhizopoda (Sarcodina),
alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu)
• Amoeba proteus
• Entamoeba histolityca
• Entamoeba gingivalis
• Foraminifera sp.
• Radiolaria sp.
2 . Flagellata (Mastigophora),
alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Golongan phytonagellata
- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang)
- Volvax globator (makhluh hidup peralihah antaraprotozoa dengan ganggang)
- Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik)
b. Golongan Zooflagellata, contohnya :
- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense.Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor
- Trypanosoma cruzl Þ penyakit chagas
- Trypanosoma evansi Þ penyakit surra, pada hewan ternak (sapi).
- Leishmaniadonovani Þ penyakit kalanzar
- Trichomonas vaginalis Þ penyakit keputihan
3 . Ciliata (Ciliophora),
alat gerak berupa silia (rambut getar).
• Paramaecium caudatum Þ disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).Memiliki dua jenis inti Þ Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual Þ membelah diri, seksual Þ konyugasi.
• Balantidium coli Þ menyebabkan penyakit diare.
4 . Sporozoa,
adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia yaitu Toxopinsma dan Plasmodium.
Jenis-jenisnya antara lain:
- Plasmodiumfalciparum (malaria tropika) sporulasi tiap hari
- Plasmodium vivax (malaria tertiana )sporulasi tiap hari ke-3(48 jam)
- Plasmodium malariae (malaria knartana )sporulasi tiap harike-4(72 jam)
- Plasmodiumovale ( malaria ovale)

MIKROBIOLOGI

PENGERTIAN MIKROBIOLOGI DAN MIKROBA
Definisi Mikrobiologi yaitu Salah satu cabang biologi yang menelaah mengenai organisme hidup berukuran mikroskopis yang meliputi: virus,bakteri,archaea , protozoa,algae, fungi.
Ruang Lingkup Mikrobiologi dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa sub disiplin berdasarkan berbagai macam orientasi yaitu Orientasi Taksonomi,Orientasi Habitat, dan Orientasi Problema .
Orientasi Taksonomi
1. Virologi
2. Bakteriologi
3. Mikologi
4. Fikologi atau Algologi
5. Protozoologi

Orientasi Habitat
1. Mikrobiologi Air
2. Mikrobiologi Tanah
3. Mikrobiologi Laut

Orientasi Problema
1. Ekologi Mikroba
2. Mikrobiologi Patogenik (Pathogenic microbiology):
3. Mikrobiologi Pertanian
4. Mikrobiologi Industri
5. Mikrobiologi Geologi

Lapangan Mikrobiologi Terapan
1. Mikrobiologi Kedokteran
2. Mikrobiologi Akuatik
3. Aeromikrobiologi
4. Mikrobiologi makanan
5. Mikrobiologi Pertanian
6. Mikrobiologi Industri
7. Eksomikrobiologi
8. Mikrobiologi Geokimia

Jasad hidup yang ukurannya kecil disebut Mikroba,Mikroorganisme,atau Jasad renik. Penggolongan Mikroba diantara jasad hidup yaitu:
 dunia tumbuhan (plantae)
 dunia binatang (animalia)
Menurut teori evolusi, setiap jasad akan berkembang menuju ke sifat plantae atau animalia .Hal ini digambarkan sebagai pengelompokan jasad berturut-turut oleh Haeckel, Whittaker, dan Woese.
Haeckel : Berdasarkan perbedaan organisasi selnya, dunia tumbuhan (plantae) dan dunia binatang (animalia) dibedakan dengan protista.
Whittaker : Membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan, yaitu:
1. Jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisio Monera)
2. Jasad eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa (Divisio Protista)
3. Jasad eukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu Divisio Fungi, Divisio Plantae, dan Divisio Animalia
Woese:
Menggolongkan jasad hidup berdasarkan susunan kimia makromolekul yang terdapat di dalam sel Pembagiannya, yaitu:
1. Arkhaebacteria
2. Eukaryota (Protozoa, Fungi, Tumbuhan dan Binatang)
3. Eubacteria
Ciri Umum Mikroba
1. Mikroba di alam secara umum berperanan sebagai produsen, konsumen, maupun redusen
2. Sel mikroba ukurannya sangat kecil yang merupakan satuan struktur biologi
3. Banyak mikroba yang terdiri dari satu sel saja (uniseluler), sehingga semua tugas kehidupannya dibebankan pada sel itu
4. Mikroba ada yang mempunyai banyak sel (multiseluler) yang umumnya sudah terdapat pembagian tugas diantara sel atau kelompok selnya, walaupun organisasi selnya belum sempurna
Setelah ditemukan mikroskop elektron, dapat dilihat struktur halus di dalam sel hidup, sehingga diketahui menurut perkembangan selnya terdapat dua tipe jasad, yaitu:
 Prokariota (jasad prokariotik/primitif), yaitu jasad yang perkembangan selnya belum sempurna
 Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan selnya telah sempurna
Selain yang bersifat seluler, ada mikroba yang bersifat nonseluler, yaitu virus
Diversitas kehidupan mikroba:
 Thermofilik
 Psikrofilik
 Acidofilik
 Alkalofilik
 Halofilik
 Barofilik
 Radiofilik
 Anaerobic obligat


SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
A. Penemuan Animalculus
Leeuwenhoek (1633-1723) bahwa mikroskop merupakan awal mula terungkapnya mikroba.
struktur mikroskopis:
 biji
 jaringan tumbuhan
 invertebrata kecil

Diketahuinya dunia mikroba yang disebut sebagai “animalculus” atau hewan kecil
Animalculus adalah jenis-jenis mikroba seperti protozoa, algae, khamir, dan bakteri
B. Teori Dan Pendapat
Teori Abiogenesis : animalculus timbul dengan sendirinya dari bahan-bahan mati.
 Fransisco Redi (1626-1697) : meneliti ulat di dalam daging busuk
 Lazzaro spallanzani (1729-1799) : pada percobaan menggunakan kaldu ternyata pemanasan dapat menyebabkan animalculus tidak tumbuh
 Louis Pasteur (1822-1895 ):Penemuan Louis Pasteur yaitu Pasteurisasi dan Sterilisasi
C. Penemuan Bakteri Berspora
Dari percobaan Tyndall (1820-1893) ditemukan adanya:
 Termolabil
 Termoresisten
 Tyndallisasi
D. Teknik Kultur Murni
E. Peran Mikroba Dalam Transformasi Bahan Organik
 Fermentasi (pengkhamiran)
proses yang menghasilkan alkohol atau asam organik, misalnya terjadi pada bahan yang mengandung karbohidrat
 Pembusukan (putrefaction)
proses peruraian yang menghasilkan bau busuk, seperti pada peruraian bahan yang mengandung protein
Pasteur ; meneliti tentang proses fermentasi dalam pembuatan anggur dari gula bit
(1875-1876) menghasilkan anggur yang masam
F. Penemuan Kehidupan Anaerob
penelitian Pasteur: Pada fermentasi asam butirat ditemukan adanya proses kehidupan yang tidak membutuhkan udara
Dari hal tersebut kemudian dibuat 2 istilah,yaitu: ANAEROB DAN AEROB
G. Penemuan Enzim
 Pasteur: proses fermentasi merupakan proses vital untuk kehidupan
 Bernard (1875):bahwa khamir dapat memecah gula menjadi alkohol dan CO2 karena mengandung katalisator biologis dalam selnya
 Buchner (1897): menggerus sel khamir dengan pasir dan gula.Penemuan ini membuka jalan ke perkembangan Biokimia Modernpembentukan alkohol dari gula oleh khamir, merupakan hasil urutan beberapa reaksi kimia, yang masing-masing dikatalisir oleh biokatalisator yang spesifik atau dikenal sebagai ENZIM

H. Mikroba Penyebab Penyakit
Pasteur (1875-1876) Bukti ditemukannya jamur penyebab :
 penyakit pada tanaman gandum (1813)
 tanaman kentang (1845)
 penyakit pada ulat sutera
 penyakit kulit manusia
 Pada tahun 1850 ditemukan bakteri berbentuk batang dalam darah hewan yang sakit antraks
Postulat Koch
dalam bentuk umum adalah sebagai berikut:
 Suatu mikroba yang diduga sebagai penyebab penyakit harus ada pada setiap tingkatan penyakit
 Mikroba tersebut dapat diisolasi dari jasad sakit dan ditumbuhkan dalam bentuk biakan murni
 Apabila biakan murni tersebut disuntikkan pada hewan yang sehat dan peka, dapat menimbulkan penyakit yang sama
 Mikrobia dapat diisolasi kembali dari jasad yang telah dijadikan sakit tersebut

I. Penemuan Virus
Iwanowsky:menemukan bahwa filtrat bebas bakteri (cairan yang telah disaring dengan saringan bakteri) dari ekstrak tanaman tembakau yang terkena penyakit mozaik ,dengan itu, diketahui adanya jasad hidup yang mempunyai ukuran jauh lebih kecil dari bakteri (submikroskopik) karena dapat melalui saringan bakteri yang dikenal sebagai VIRUS
J. Generatio Spontanea (Abiogenesis) Menurut Pandangan Baru
Oparin (1938) dan Haldane (1932): bumi pada jaman prebiotik mempunyai atmosfer yang bersifat anaerob yang mengandung Nitrogen, Hidrogen, CO2, uap air, ammonia, CO, dan H2S .
Teori Asal Mula Kehidupan :
Di atmosfer Oksigen hampir tidak ada, dan lapisan ozon sangat tipis sinar ultra violet (UV) banyak mengenai bumi ,mulai terbentuk ,makromolekul ,Radiasi UV, Suhu tinggi,dan Loncatan bunga api listrik,bahan anorganik berubah menjadi bahan organik .evolusi pada bahan-bahan organik menjadi lebih kompleks.
Evolusi:
jasad bersel tunggal menjadi bersel majemuk memerlukan waktu kurang lebih 2,5 milyar tahun
jasad bersel majemuk menjadi reptil sampai binatang menyusui memerlukan waktu milyaran tahun
didukung oleh S. Miller (1957) dan H. Urey (1954).
Teori asal mula kehidupan
didukung oleh S. Miller (1957) dan H. Urey (1954)
Penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Bejana Miller diisi dengan gas CH4, NH3, H2O, dan H2.
2. Gas-gas tersebut dibiarkan bersirkulasi terus-menerus melalui loncatan bunga api listrik, kondensor, dan air mendidih
3. Seminggu kemudian ternyata menunjukkan terbentuknya senyawa organik seperti asam amino glisin dan alanin, serta asam organik seperti asam suksinat
4. Dengan merubah bahan dasar dan energi yang diberikan dalam aparat Miller, maka dapat disintesa senyawa-senyawa lain seperti polipeptida, purin, dan ATP
5. Makromolekul inilah yang diduga sebagai awal terbentuknya kehidupan

K. Penggunaan Mikroba
1. Penggunaan mikroba untuk proses klasik
2. Penggunaan mikroba untuk produksi antibiotik
3. Penggunaan mikroba untuk proses-proses baru
4. Penggunaan mikroba dalam teknik genetika modern
5. Penggunaan mikroba di bidang pertanian
6. Penggunaan mikroba di bidang pertambangan
7. . Penggunaan mikroba di bidang lingkungan


STRUKTUR DAN FUNGSI SEL MIKROBA
SEL : unit fisik terkecil dari organisme hidup
Komposisi material sel yaitu :DNA dan RNA , protein, lemak ,fosfolipid.
adanya perbedaan sangat mendasar yaitu antara sel bakteri dan sianobakteria dengan sel hewan dan sel tumbuhan.
Ada dua tipe sel:
1. sel Prokariotik :(disebut jasad prokariot)
2. sel Eukariotik : (disebut jasad eukariot )
Struktur Sel
1. Inti Sel
2. Membran Sel Prokariotik
3. Dinding Sel
Rangka dasar dinding sel bakteri yaitu:
 Dinding sel bakteri gram positif
 Dinding sel bakteri gram negatif
 Peranan lisosim adalah ensim antibakteri yang terdapat dalam putih telur dan air mata, dan dapat dihasilkan oleh beberapa bakteri
 Peranan pinisilin , Penisilin akan bekerja aktif terhadap dinding sel gram positif yang sedang membelah .
4. Flagel dan Pili
5. Kapsul dan Lendir

Perbedaan ,Sel Tanaman, Sel Hewan, Dan Sel Bakteri
Perbedaan ini dapat dilihat dari:
 Dinding Sel
 Membran Sel
 Inti Sel
 Mitokondria
 Endoplasmik Retikulum (Er) Dan Ribosome
 Khloroplas
 Vakuola
http://www.kolakaboy.us/2010/11/kota-kota-dipinggir-jurang-yang.html

Jumat, 03 Juni 2011


1.      Ikan nila

Kerajaan: Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Osteichtyes
Ordo:
Perciformes
Famili:
Cichlidae
Genus:
Oreochromis
Spesies:
Oreochromis niloticus

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.
Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak. Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh. Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba. Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm. Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam mulut).
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan fillet.
  • Oreochromis niloticus baringoensis Trewavas, 1983
  • Oreochromis niloticus cancellatus (Nichols, 1923)
  • Oreochromis niloticus eduardianus (Boulenger, 1912)
  • Oreochromis niloticus filoa Trewavas, 1983
  • Oreochromis niloticus niloticus (Linnaeus, 1758)
  • Oreochromis niloticus sugutae Trewavas, 1983
  • Oreochromis niloticus tana Seyoum & Kornfield, 1992
  • Oreochromis niloticus vulcani (Trewavas, 1983)
Ikan nila berkerabat dekat dengan mujair (Oreochromis mossambicus). Dan sebagaimana kerabatnya itu pula, ikan nila memiliki potensi sebagai ikan yang invasif apabila terlepas ke badan-badan air alami.
Genus Oreochromis memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan toleransi terhadap kualitas air pada kisaran yang lebar. Anggota-anggota genus ini dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrem sekalipun, karena sering ditemukan hidup normal pada habitat-habitat di mana jenis ikan air tawar lainnya tak dapat hidup.



2.      Ikan Mas
Kerajaan: Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Actinopterygii
Ordo:
Cypriniformes
Famili:
Cyprinidae
Genus:
Cyprinus
Spesies: C. carpio
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia.Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni kancra, tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.
Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%o.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.
Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.

3.       Ikan kembung
Kerajaan:Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Actinopterygii
Ordo:
Perciformes
Famili:
Scombridae
Genus:Rastrelliger
Species: Rastrelliger kanagurta
Kembung adalah nama sekelompok ikan yang tergolong ke dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae. Meskipun bertubuh kecil, ikan ini masih sekerabat dengan tenggiri, tongkol, tuna, madidihang, dan makerel. Di Ambon, ikan ini dikenal dengan nama lema atau tatare, diMakassar disebut banyar atau banyara. Dari sini didapat sebutan kembung banjar.
Kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis menengah, sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi nelayan lokal. Kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan pindang dan ikan asin yang lebih tahan lama. Ikan kembung yang masih kecil juga sering digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing cakalang.
Tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi, 1 : 3,7–6 dibandingkan dengan panjang tubuh FL (fork length). Sisi dorsal gelap, biru kehijauan hingga kecoklatan, dengan 1–2 deret bintik gelap membujur di dekat pangkal sirip punggung; sisik ventral keperakan.
Sisik-sisik yang menutupi tubuh kembung berukuran kecil dan seragam. Sirip punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet). Jumlah finlet yang sama juga terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis dan kecil (rudimenter). Sepasang lunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-masing sisi batang ekor. Di depan dan belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak (adipose).



PARASIT YANG DITEMUKAN PADA IKAN

1. Ichthyophthirius multifilis.
Ichthyophthirius multi􀂿liis adalah jenis parasit yang digolongkan kedalam phylum Protozoa, subphylum Ciliophora, kelas Ciliata, subkelas Holotrichia, Ordo Hymenostomatida, famili Ophryoglenia dan genus Ichthyophthirius multi􀂿liis (Hoffman,1967). Kecuali pada bagian anterior yang berbentuk cincin (cystome), hampir di seluruh permukaan tubuh Ichthyophthirius multi􀂿liis tertutup oleh silia yang berfungsi untukpergerakannya,bagiansitoplasmanya terdapat makronukleus yang berbentuk seperti tapal kuda, mikronukleus (inti yang kecil) yang menempel pada makronukleus dan sejumlah vakuola kontraktil Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 8.1.


Ichthyophthirius multi􀂿liis menyebabkan penyakit bintik putih atau White spot disease atau Ich. Parasit ini dapat menginfeksi kulit, insang dan mata pada berbagai jenis ikan baik ikan air tawar, payau dan laut. Parasit ini mempunyai panjang tubuh 0,1 – 1,0 mm dan dapat menyebabkan kerusakan kulit dan dapat menyebabkan kematian. Parasit ini berkembangbiak dengan cara membelah biner. Individu muda parasit ini memiliki diameter antara 30 – 50 μm dan individu dewasanya dapat mencapai ukuran diameter 50–100 μm. Siklus hidupnya dimulai dari stadium dewasa dewasa atau stadium memakan (tropozoit) yang berkembang dalam kulit atau jaringan epitelium insang dari inang. Setelah fase
makannya selesai, Ichthyophthirius multi􀂿liis akan memecahkan epithelium dan
keluar dari inangnya untuk membentuk kista. Larva-larva berkista tersebut akan
menempel pada tumbuhan, batuan atau obyek lain yang ada di perairan. Kemudian membelah hingga sepuluh kali melalui pembelahan biner yang menghasilkan 100 – 2000 sel bulat berdiameter 18 – 22 μm. Sel-sel itu akan memanjang seperti cerutu berdiameter 10 X 40 μm dan mengeluarkan
enzim hyaluronidase. Enzim tersebut digunakan untuk memecahkan kista sehingga tomit (sel-sel muda) yang dihasilkan dapat berenang bebas dan segera  mendapatkan inang baru. Tomit-tomit itu motil dan bersifat infektif sampai berumur 4 hari dan akan mati jika dalam waktu 48 jam tidak segera menemukan inang yang baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.2.
Gambar 8.2. Siklus hidup Ichthyophthirius multi􀂿liis

Cara penyerangan parasit ini dengan menempel pada lapisan lendir bagian
kulit ikan, parasit ini akan menghisap sel darah merah dan sel pigmen pada
kulit ikan. Ikan yang terserang parasit ini memperlihatkan gejala sebagai berikut :
􀂃 produksi lendir yang berlebihan.
􀂃 adanya bintik-bintik putih (white spots)
􀂃 frekuensi pernafasan meningkat
􀂃 pertumbuhan terhambat


2. Myxobulus sp,
 jenis parasit ini merupakanpenyebab penyakit Myxosporeasis. Penyakit
ini disebabkan oleh parasit dari kelas Sporozoa, subkelas Myxosporea, ordo
Cnidosporodia, subordo Myxosporidia, famili Myxobolidae yang merupakan bagian dari 􀂿lum Myxozoa dan termasuk kedalam kelompok endoparasit. Kunci identi􀂿kasi yang penting dari keempat jenis parasit ini adalah pada sporanya, yang merupakan fase resisten dan alat penyebaran populasi. Spora myxosorea terdiri atas dua valve, yang dibatasi oleh sebuah suture. Pada valve terdapat satu atau dua polar kapsul yang penting untuk identi􀂿kasi. Spora pada parasit kelas Cnidosporidia ini mempunyai cangkang, kapsul polar dan sporoplasm. Di dalam kapsul polar terdapat 􀂿lament polar. Bila spora memiliki dua kapsul polar maka
digolongkan ke dalam genus Myxobolus sp dan bila hanya memiliki satu kapsul polar maka akan digolongkan kedalam genus Thellohanellus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.5.


Gejala infeksi pada ikan antara lain adanya benjolan pada bagian tubuh luar(bintil) yang berwarna kemerah-merahan. Bintil ini sebenarnya berisi ribuan sporayang dapat menyebabkan tutup insang ikan selalu terbuka. Jika bintil ini pecah,maka spora yang ada di dalamnya akan menyebar seperti plankton. Spora iniberukuran 0,01 – 0,02 mm, sehingga sering tertelan oleh ikan. Pengaruh serangan myxosporea tergantung pada ketebalan serta lokasi kistanya. Serangan yang berat pada insang menyebabkan gangguan pada sirkulasi pernafasan serta penurunan fungsi organ pernafasan. Sedangkan serangan yang berat pada jaringan bawah kulit dan insang menyebabkan berkurangnya berat badan ikan, gerakan ikan menjadi lambat, warna tubuh menjadi gelap dan system syaraf menjadi lemah.

3. Dactylogyrus sp
Dactylogyrus sp digolongkan ke dalam phylum Vermes, subphylum Platyhelmintes, kelas Trematoda, ordo Monogenea, famili Dactylogyridae, subfamily Dactylogyrinae dan genus Dactylogyrus . Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat rendah (Trematoda). Dactylogyrus sp sering menyerang pada bagian insang ikan air tawar, payau dan laut. Pada bagian tubuhnya terdapat posterior Haptor. Haptornya ini tidak memiliki struktur cuticular dan memiliki satu pasang kait dengan satu baris kutikular, memiliki 16 kait utama, satu pasang kait yang sangat kecil. Dactylogyrus sp mempunyai ophistapor (posterior suvker) dengan 1 – 2 pasang kait besar dan 14 kait marginal yang terdapat pada bagian posterior. Kepala memiliki 4 lobe dengan dua pasang mata yang terletak di daerah pharynx. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.9. Gejala infeksi pada ikan antara lain : pernafasan ikan meningkat, produksi lendir berlebih.


4. Gyrodactilus sp.
Gyrodactilus sp digolongkan kedalam phylum Vermes, subphylum Platyhelmintes, kelas Trematoda, ordo Monogenea, famili Gyrodactylidae, subfamily Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus. Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat rendah (Trematoda). Gyrodactilus sp biasanya sering menyerang ikan air tawar, payau dan laut pada bagian kulit luar dan insang. Parasit ini bersifat vivipar dimana telur berkembang dan menetas di dalam uterusnya. Memiliki panjang tubuh berkisar antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada permukaan
tubuh ikan dan biasa menginfeksi organ- organ lokomosi hospes dan respirasi.
Larva berkembang di dalam uterus parasit tersebut dan dapat berisi kelompok-kelompok sel embrionik. Ophisthaptor individu dewasa tidak mengandung batil isap, tetapi memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 buah disepanjang tepinya dan sepanjang kait besar di tengah-tengah, terdapat dua tonjolan yang menyerupai kuping. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.10. Gejala infeksi pada ikan antara lain : pernafasan ikan meningkat, produksi lendir berlebih.
5. Argulus indicus
Argulus indicus merupakan salah satu ektoparasit yang termasuk kedalam
phylum Arthropoda, kelas Crustacea, subkelas Entomostsaca, ordo copepoda,
subordo Branchiora, famili Argulidae, genus Argulus. Ciri-ciri parasit ini adalah
bentuk seperti kutu berwarna keputih-putihan, menempel pada bagian tubuh ikan, mempunyai alat penghisap, sehingga biasa disebut juga dengan nama kutu ikan. Alat penghisap ini akan menghisap darah ikan. Oleh karena itu ikan yang terserang akan menurun pertumbuhannya serta akan mengakibatkan pendarahan pada kulit. Tubuh Argulus indicus mempunyai dua alat penghisap dibagian bawah tubuhnya, berupa alat yang akan menusukkan alat tersebut kedalam tubuh ikan yang diserang. Pada pinggiran karapacenya terdapat empat pasang kaki yang berfungsi untuk berjalan pada bagian tubuh ikan, berenang bebas dan berpindah dari satu ikan ke ikan yang lain. Perkembangbiakan terjadi secara kawin karena jenis Argulus indicus ini ada jantan dan betina, ukuran tubuh jantan lebih kecil daripada betina. Daur hidup Argulus indicus terjadi selama 28 hari dimana 12 hari untuk fase telur dan menetas sedangkan fase larva sampai dewasa membutuhkan waktu berkisar 16 hari. Larva Argulus indicus dapat hidup tanpa ikan selama 36 jam sedangkan individu dewasa dapat hidup tanpa inang selama 9 hari. Jumlah telur yang dihasilkan dari individu betina berkisar antara 50 - 250 butir. Telur yang dihasilkannya akan diletakkan pada berbagai benda yang ada di dalam perairan. Telur akan menetas menjadi larva setelah beberapa kali berganti kulit akan berubah menjadi dewasa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.12.


6. Trichodinella
Yang menempel di insang umumnya berukuran lebih kecil dibandingkan yanghidup di kulit, contohnya adalah Trichodinella. Parasit jenis ini menjadikan tubuhikan hanya sebagai tempat pelekatan (substrat) dan mengambil partikel organikdari bakteri yang menempel pada kulit ikan, tetapi karena pelekatan yang kuatoleh kait pada cakram, mengakibatkan seringkali timbul luka, terutama pada benihdan ikan muda. Pelekatan pada insang juga mengakibatkan luka dan sering
ditemukan sel darah merah dalam vakuola makanan Trichodina. Pada kondisi ini
maka Trichodina merupakan ektoparasit sejati. Gejala klinis ikan yang terserang
Trichodina adalah warna tubuhnya yang pucat, produksi lendir yang berlebihan
dan pergerakan operkulum yang cepat (Anonim 2007).